Bareksa.com - Kenaikan suku bunga Bank Indonesia atau BI Rate menjadi 6,25% memberikan kejutan kepada pasar finansial pada pekan lalu (24/4/2024). Meskipun begitu, kenaikan ini justru dipandang sebagai peluang menarik untuk berinvestasi pada Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT), khususnya yang berbasis obligasi korporasi dan Reksa Dana Pasar Uang.
Head of Investment Bareksa Christian Halim menjelaskan bahwa langkah bank sentral menaikkan BI Rate guna menjaga stabilitas nilai tukar memang berdampak pada imbal hasil (yield) obligasi. Meski peningkatan yield mengindikasikan harga obligasi turun, hal ini bisa menjadi momentum investor berinvestasi di RDPT dalam jangka menengah.
“Meski harga unit RDPT berpotensi turun akibat kenaikan suku bunga, investor perlu memahami bahwa ini adalah fenomena jangka pendek. Reksa dana yang yang dikelola secara profesional masih memiliki prospek pertumbuhan yang baik,” jelasnya.
Christian menambahkan bahwa RDPT berbasis obligasi korporasi juga bisa menjadi alternatif yang lebih stabil untuk jangka pendek, meskipun risikonya masih tetap ada. Sebab, obligasi korporasi yang menjadi aset reksa dana cenderung minim fluktuasi dibandingkan obligasi negara.
Grafik Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap vs Indeks RDPT Bareksa Setahun
Sumber: Bareksa.com
Senada, Chief Investment Officer Jagartha Advisors Erik Argasetya menambahkan bahwa untuk jangka yang lebih panjang, reksa dana berbasis obligasi korporasi lebih unggul dibandingkan Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap.
"Artinya, jenis reksa dana ini dapat dijadikan basis investasi dengan tujuan investasi serta profil risiko apapun karena dapat mencetak kinerja positif baik di periode pendek maupun menengah. Serta yang tak kalah penting adalah imbal hasilnya cenderung lebih tinggi dibandingkan bunga deposito saat ini di sekitar 4% sebelum pajak," kata Erik.
Meskipun demikian, Erik mengingatkan bahwa harga obligasi korporasi juga berpeluang melemah seiring dengan pelemahan obligasi negara, tetapi tidak akan besar karena biasanya mempunyai tenor yang lebih pendek. Jika terjadi penurunan harga, maka investor sebaiknya memanfaatkan momen ini untuk melakukan akumulasi reksa dana berbasis obligasi.
Hal lainnya yang juga membuat reksa dana berbasis obligasi menarik adalah masih adanya ketidakpastian global terutama terkait dengan eskalasi isu geopolitik di Timur Tengah, sehingga investor akan kembali tertarik untuk berinvestasi di kelas aset yang lebih rendah secara risiko namun masih dapat memberikan potensi yield yang lebih stabil (dibandingkan saham yang lebih berfluktuasi).
Kemudian, Managing Partner Bareksa Prioritas Citra Putri menegaskan pentingnya investor untuk tetap berinvestasi dalam bentuk portofolio agar risiko terdiversifikasi dan potensi keuntungan tetap optimal.
"Dalam jangka pendek, investor juga dapat melakukan diversifikasi pada Reksa Dana Pasar Uang yang juga menghasilkan kinerja baik dalam setahun terakhir. Jika suku bunga tinggi berlangsung dalam waktu yang lebih lama, hal ini akan menguntungkan Reksa Dana Pasar Uang yang basisnya deposito. Selain itu, Reksa Dana Pasar Uang dapat menjadi tujuan switching dana parkir ketika investor melakukan profit taking sembari menunggu momen yang tepat untuk kembali masuk ke Reksa Dana Saham," ujar Citra.
Reksa Dana secara umum bisa menjadi instrumen yang bertujuan menjaga nilai dana investasi dari inflasi. Karena itu, investor juga disarankan untuk selalu menyesuaikan dengan profil risiko dan tujuan keuangan ketika memutuskan untuk berinvestasi reksa dana.
Tabel Kinerja Reksa Dana Rekomendasi Bareksa Prioritas
Reksa Dana Obligasi | 1 Tahun | 3 Tahun | AUM (miliar Rupiah) |
---|---|---|---|
STAR Stable Income Fund | 6,35% | 30,73% | 3.628,6 |
Trimegah Dana Tetap Syariah | 5,67% | 18,13% | 163,9 |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 4,21% | 18,57% | 4.030,3 |
Sucorinvest Stable Fund | 3,15% | 17,43% | 3.544,4 |
Reksa Dana Pasar Uang | 1 Tahun | 3 Tahun | AUM (miliar Rp) |
STAR Money Market Kelas Utama | 4,93% | 14,23% | 61,2 |
Trimegah Kas Syariah | 4,84% | 12,43% | 1.083,2 |
Sumber: Tim Analis Bareksa Prioritas, Return NAV per 25 April 2024, AUM per Maret 2024
(hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.